Label

Senin, 30 Mei 2011

Sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan Islam

Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam
1. Pada Masa Rasulullah
Rasul adalah orang yang pertama memenuhi ajaran Al-Qur’an. Beliau sangat intens dalam berdakwah dengan dua aspek yaitu Agama dan pengetahuan. Rasul terus menyerukan umat Islam agar terus belajar membaca dan menulis, umat Islam menyambut seruan Allah dan Hadist nabi tentang ilmu. Mereka belajar membaca dan menulis agar dapat menyebarluaskan agamanya.
Pembentukan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak itu disajikan oleh Rosulullah sebagai Mahaguru pendidik yang agung secara berangsur –angsur bersamaan dengan berangsur –angsurnya Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Pendidikan inipun diberikan dalam masa dua periode yaitu periode sebelum Hijrah yang berpusat di Mekkah. Dan periode sesudah Hijrah berpusat di Madinah.
Pada periode Mekkah Rasulullah mengutamakan pendidikan Aqidah dan Akhlak dan sedikit mengenai syariah. Tetapi pada periode Madinah selain pemantapan aqidah dan akhlak maka pembinaan syariah benar-benar diutamakan hingga pada suatu masa yaitu disempurnakannya didikan Islam dengan turunnya wahyu terakhir kepada beliau.

Kemudian sebelum beliau melaksanakan pendidikan secara terang – terangan kepada masyarakat luas setelah menerima wahyu, beliau membentuk kelompok yang berbentuk “ model pengajian “. Mula – mula hal ini dilakukan pada tempat di suatu bukit di luar kota Makkah tetapi kemudian berpindah ke rumah seorang pemuda bernama Al Arqam bin Abu Arqam yang berlangsung selama lebih kurang empat tahun. Pengikut pengajian itu berjumlah 40 orang, sebagian besar yang mengikuti adalah para pemuda.
Adapun lembaga pendidikan yang terkenal pada masa Rasulullah adalah Mesjid. Sudah menjadi tradisi Rasulullah bahwa beliau duduk di mesjid Nabawi di Madinah guna memberikan pelajaran kepada para sahabat mengenai masalah – masalah keagamaan dan masalah – masalah duniawi.
2. Pada Masa Khulafaurrasyidin
Pada Masa itu, para sahabat Nabi dan tokoh – tokoh kaum muslimin generasi pertama, mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak negeri, bila mereka tinggal di suatu Negara atau daerah mereka membuat Halaqoh. Dan mendirikan sekolah, mengajari orang – orang dalam urusan dunia dan agama. Kemampuan para sahabat pun ternyata tidak hanya pada pemahaman agama, tetapi juga pemilik ilmu pengetahuan yang berbagai jenis misalnya Umar bin Khattab kemampuannya dalam hukum peradilan yang luar biasa. Zaid bin Tsabit keistimewaannya berbahasa asing disamping ilmu tentang Al-Qur’an. Secara umum pada masa khulafaurrasyidin masih sama perkembangan pendidikan ilmu pengetahuannya dengan masa rasul. Namun yang membedakan pada masa ini sudah tumbuh minat untuk memperdalam Ilmu Bahasa perhatian terhadap filsafafat Yunani.
3. Masa Bani Umayyah
Pemikiran – Pemikiran para Ulama yang tertuangdalam berbagai kitab pada masa ini sudah dibukukan untuk menjaga jangan samapi hilang lenyap sebagai akibat perbuatan tangan – tangan jahil dan tidak bertanggung jawab. Pengumpulan yang terkenal dan selalu disebut – sebut adalah pengumpulan hadist – hadist Rasululullah pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.
Dahulu sahabat Nabi Umar bin Khattab menyarankan pengumpulan Al-Qur’an maka pada masa Umar bi Abdul Aziz adalah pengumpulan Hadist Nabi.
Pada masa Umaiyah ini kaum Muslimin telah mempelajari filsafat melalui ilmu kedokteran atau kethabiban sebagi kebutuhan umat pada masa itu.Umar bin Abdul Aziz tidak keberatan, bahkan mempunyai alternatif untuk menterjemahkan buku – buku tersebut. Adanya peluang perintisan kegiatan penterjemahan dalam masa Bani Umaiyah ini berarti memberi kesempatan kepada kaum muslimin untuk mempelajari bahasa – bahasa asing.
4. Masa Bani Abbasiyah
Puncaknya dari kemajuan ilmu pengetahuan Islam adalah pada masa khalifah Harun Ar- Rasyid dan putranya Al – Makmun. Pada masa itu berdirilah Baitul Hikmah ( lembaga Ilmu Pengetahuan ). Tugas utama lembaga itu, antara lain menterjemahkan kitab – kitab berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Pada masa itu pula telah lahir banyak intelektual Muslim yang merupakan tokoh dan penemu dalam berbagai bidang disiplin ilmu.
Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya sampai Masa Abbasiyah.
Mereka yang ahli dalam ilmu pengetahuan dan namanya tercatat dalam tinta emas sejarah, antara lain :
Dari umat Islam munculah beberapa tokoh yang ahli di beberapa bidanga ilmu pengetahuan, seperti di bidang kedokteran, matematika, biologi, dan sejarah.
a. Kedokteran
(1) Ibnu Sina
Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina. Beliau dibesarkan di lembah Sungai Dajlat dan Furat, di tepi selatan Laut Kaspia. Ketika masih kecil beliau telah hafal Al-Qur’an, menguasai bahasa Arab, serta mendalami ilmu fikih. Ia belajar ilmu Mantik pada seorang guru filsafat, bahkan gurunya terkejut karena kecerdasannya. Pada usia 17 tahun ia telah memahami ilmu kedokteran melebihi siapa pun. Oleh karena itu, beliau diangkat manjadi penasihat para dokter pada masa itu.
(2) Ibnu Rusyd
Nama asli Ibnu Rusyd adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Beliau lahir diujung barat negeri Islam, yaitu Kordoba, Spanyol. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang teguh menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Ketika beliau muda, beliau belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Di Barat beliau dikenal sebagai ahli dan tokoh dibnidang kedokteran dengan karyanya Al-Kulliyyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Atas kepandaiannya inilah maka pada tahun1182 ia diangkat sebagai dokter pribadi khalifah di Maroko.
(3) Ar-Razi
Ar-Razi bernama lengkap abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Didunia Barat dikenal dengan nama Rhazes. Beliau Lahir di Ray, dekat Teheran pada tahun 251 H dan wafat apada tahun 320 H. Beliau terkenal sebagai dokter pertama dalam pengobatan secara ilmu jiwa, yakni pengobatan yang dilakukan dengan memberi sugesti bagi para penderita psikomatis.
b. Matematika/Geometri
(1) Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi hidup dari tahun 780 – 850 M. Beliau adalah peletak dasar ilmu matematika dengan karyanya yang terkenal Al-Jabru wal Muqabbala. Dari buku itu kita mengenal ilmu aljabar yang dikenalkan diseluruh dunia, yang kini diubah menjadi matematika.
(2) Jamsyid Giatsuddin Al-Kasyi
Jamsyid hidup pada abad ke-7 di kota Samarkand, salah satu provinsi diUzbekistan. Jamsyid adalah ulama yang sangat pandai dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Beliau seorang profesor dalam bidang matematika dan astronomi di Universitas Samarkand. Beliaulah peletak dasar aritmatik yang dilakukan atas dasar slide rule yang dianggap sebagai penemuan ilmiah paling penting dalam matematika.
(3) Sabit bin Qurrah Al-Hirany
Kitab karangannya yang terkenal adalah:
· Hisabul Ahillah
· Kitabul ‘Adad
(4) Ibnu Haitsam
Kitab karangannya yang terkenal adalah:
· Qaulun fi Halli Masalatil ‘Adadiah
· Muqaddimah Dalilul Musaba
· Ta’liqun fil Jabr
c. Biologi
(1) As-Simay
As-Simay adalah seoranmg ahli bologi. Salah satu buku hasil karya beliau yang terkenal adalah Kitabun Nabati wasy Syujjar. Buku ini mengupas masalah biologi, terutama bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.
(2) Ibnul Awwan
Ibnul Awwan adalah seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang pertanian. Bukunya yang terkenal adalah Al-Fallah.
(3) Al-Jahiz
Al-Jahiz seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang ilmu hewan. Karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan.
d. Sejarah/Sosiologi
(1) Abu Abdillah Al-Qazwaini
Abu Abdillah Al-Qazwaini dilahirkan pada abad ke-7 hijriah. Beliau terkenal sebagai seorang ulama dan ahli dalam bidang sejarah. Kitab yang dikarangnya merupakan kitab terbaik pada masanya dengan judul, Asarul Bilad wa Akhbarul Ibad. Beliau meniliti sesuai dengan judul kitabnya, yaitu tabiat Negara atau daerah dan apa yang terkenal, disamping menyelidiki keadaan penduduk dan kehidupannya. Al-Qazwaini juga telah mendahului ilmu modern dalam rincian ilomiahnya dalam kitabnya itu.
(2) Abu Ar-Raihan Al-Bairuni
Al-Bairuni dilahirkan pada tahun 364 m dan hidup 75 tahun. Beliau telah menyusun kitab Al-Atsar Al-Baqiah yang merupakan kitab pertama didunia yang meniliti tentang sejarah, perbedaan bulan, tahun, penanggalan, sebab, dan cara mengistinbatkannya
Penyebab runtuhnya IPTEK masa kejayaan Islam
keruntuhan khilafah dan kemunduran umat Islam itu banyak disebabkan oleh persoalan internal umat Islam sendiri, seperti kecenderungan penguasa korup yang lebih mementingkan uang dan kekuasaan, serta perpecahan di kalangan umat Islam.
Berbicara masalah ilmu pengetahuan dan teknologi, jika dibandingkan dengan masyarakat Barat, umat Islam jauh tertinggal. Umat Islam senantiasa berteman akrab dengan kebodohan, bahkan sumber daya alam yang melimpah ruah di negara-negara berpenduduk muslim mayoritas tidak bisa membuat rakyatnya makmur. Penyebabnya, ketidakmampuan mengelola sumber daya alam yang dimiliki. Jika kita membandingkan realitas umat Islam saat ini dengan realitas umat Islam di masa Khilafah Abbasiyah, terlihat perbedaan yang mencolok…
Di zaman Abbasiyah umat Islam mampu menjadi sumber ilmu pengetahuan yang dipegang Barat saat ini. Sedangkan umat Islam saat ini hanya menjadi konsumen dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan masyarakat Barat. Melihat keterpurukan umat saat ini dan kemajuan umat Islam masa lampau muncul ide membangun kembali “runtuhnyaâ€
peradaban Islam yang dikemas dalam bentuk jihad membangun peradaban. Apa yang dimaksud dengan jihad membangun peradaban? Untuk mengupas masalah ini Center for Moderate Muslim (CMM) bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) menggelar dialog interaktif dengan narasumber M. Hilaly Basya, Direktur Eksekutif Center for Moderate Muslim (CMM) pada tanggal 19 Juni 2006. Berikut petikannya:
Topik kita kali ini adalah “jihad membangun peradabanâ€
. Mungkin kita sudah pahami makna jihad karena sering kita dengar dan perbincangkan. Bisakah Anda jelaskan yang dimaksud dengan peradaban? Kalau kita sudah paham tentang pengertian jihad, maka kita harus pahami juga makna peradaban yang menjadi topik perbincangan kita kali ini. Makna peradaban bisa kita pahami dari gambaran peradaban-peradaban yang sudah ada dalam sejarah. Misalnya peradaban Islam dan Barat. Peradaban biasanya selalu dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, jihad membangun peradaban berarti upaya bersungguh-sungguh membangun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesungguhnya makna peradaban lebih luas lagi dari apa yang tadi saya katakan. Seperti persoalan kemanusiaan, kebudayaan, moralitas, dan seterusnya.
Apakah peradaban didefinisikan hanya dikaitkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi? Dalam batas-batas tertentu peradaban selalu dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Anda, ilmu pengetahuan dan teknologi akan memengaruhi aspek-aspek lain dari peradaban? Benar sekali.
Apa signifikansi jihad membangun peradaban ini? Peradaban Barat yang maju saat ini memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia secara umum. Artinya, seluruh kehidupan manusia tertolong, katakanlah mendapatkan kemudahan akibat peradaban Barat yang maju. Pentingnya membangun peradaban dalam rangka memudahkan kehidupan manusia itu sendiri. Misalnya dalam transportasi. Transportasi saat ini lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan zaman dulu.
Adakah agenda atau langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam rangka membangun peradaban? Sebelum membahas masalah ini, kita perlu mendapat gambaran bagaimana umat Islam dahulu membangun peradaban dan bagaimana pula masyarakat sekarang membangun peradaban. Setelah membahas masalah ini, saya kira kita akan mempunyai gambaran bagaimana seharusnya kita membangun atau membuat langkah-langkah dalam rangka membangun peradaban. Kita melihat bahwa saat ini peradaban Islam tertinggal dari peradaban Barat. Apa sebenarnya yang menyebabkan hal ini? Tradisi pengembangan ilmu pengetahuan di Barat dilakukan dalam rentang waktu yang cukup lama. Kalau dihitung dari sekarang, sekitar 300 atau 400 tahun yang lalu Barat mengembangkan teknologi secara tekun. Dari sini kita pahami bahwa kemajuan Barat yang merupakan proses panjang dari ketekunan dan keuletan masyarakat Barat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kalau dibandingkan dengan masyarakat atau bangsa-bangsa Islam, kita melihat bahwa tradisi pengembangan ilmu pengetahuan sebenarnya telah ada saat Islam baru tumbuh. Sayangnya tradisi pengembangan ilmu pengetahuan ini terputus di tengah-tengah dan barangkali sekarang baru beranjak untuk bangkit kembali.
Jadi, karena tradisi pengembangan ilmu pengetahuan terputus, maka umat Islam saat ini tertinggal? Benar sekali. Banyak faktor yang menyebabkan keterputusan tradisi pengembangan ilmu pengetahuan di tubuh umat Islam, seperti perpecahan internal dan adanya orientasi yang berbeda di kalangan pemimpin Islam. Akibat keterputusan ini, kita tertinggal dari masyarakat Barat dan kita membutuhkan sekitar 100 tahun untuk berpikir kembali membangun ilmu pengetahuan di tubuh umat Islam. Apakah ide “jihad membangun peradabanâ€
ini merupakan terobosan baru atau merupakan penyegaran dari ide yang telah ada sebelumnya? Saya kira jihad membangun peradaban ini merupakan penyegaran. Artinya, konsep ini sebenarnya sudah ada dalam ajaran Islam, tetapi karena umat Islam dipengaruhi oleh budaya dan lingkungannya, maka konsep membangun peradaban ini menjadi layu di tengah perjalanan umat Islam dan karena itu perlu kita segarkan kembali.
Ketertinggalan umat Islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bisa kita analogikan dengan kebodohan. Sedangkan kebodohan erat kaitannya dengan kemiskinan, dan dua variable ini, kemiskinan dan kebodohan, saling memengaruhi. Bagaimana Anda melihat kaitan kemiskinan dan kebodohan? Kebodohan atau ketertinggalan umat Islam dalam ilmu pengetahuan sangat berpengaruh terhadap kemampuan umat Islam sendiri mengembangkan ekonominya. Bisa kita lihat dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Islam. Indonesia pertumbuhan ekonominya sangat jauh sekali dari kemakmuran karena ketidakmampuan ilmu pengetahuan. Sedangkan masyarakat yang menguasai ilmu pengetahuan rata-rata lebih makmur daripada mereka yang tidak menguasai ilmu pengetahuan. Semua ini terkait dengan kemampuan untuk melakukan terobosan, inovasi dalam pengembangan ekonomi sekaligus persaingan ekonomi.
Kita mengetahui keterkaitan antara kebodohan dengan kemiskinan bahwa keduanya saling memengaruhi. Apakah masyarakat Barat saat mengembangkan ilmu pengetahuan ekonomi mereka telah kuat? Kita harus berangkat dari asumsi bahwa kemiskinan disebabkan kebodohan. Karena itu kalau orang mau bangkit dari kemiskinan ia harus pintar terlebih dahulu. Dalam ukuran-ukuran tertentu, masyarakat Barat saat mengembangkan ilmu pengetahuan sebetulnya ekonomi mereka tidak begitu makmur. Walaupun kita tahu masyarakat Barat sudah lama ekspansi perdagangan lewat kolonialisme di Timur Tengah dan di Asia Tenggara. Seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan terjadi peningkatan perdagangan sehingga peningkatan ilmu pengetahuan diiringi dengan peningkatan perekonomian masyarakat Barat. Kalau kita kembali ke masyarakat Islam, saya kira negara-negara Islam sebenarnya kaya. Negara-negara Islam di Timur Tengah kaya akan sumberdaya alam, begitu juga dengan Indonesia. Sebenarnya, kita kaya atau tidak sumberdaya alam, kita harus mengembangkan ilmu pengetahuan, apalagi kaya sumberdaya alam. Seharusnya kita mengembangkan ilmu pengetahuan. Buktinya, meskipun kita kaya sumberdaya alam, tapi toh kita tidak bisa mengolahnya. Semua itu menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting.
Kemunduran Peradaban Islam
Setelah mengetahui asas kebangkitan peradaban Islam kini kita perlu mengkaji sebab-sebab kemunduran dan kejatuhannya. Dengan begitu kita dapat mengambil pelajaran dan bahkan menguji letak kelemahan, kekuatan, kemungkinan dan tantangan (SWOT). Kemunduran suatu peradaban tidak dapat dikaitkan dengan satu atau dua faktor saja. Karena peradaban adalah sebuah organisme yang sistemik, maka jatuh bangunnya suatu perdaban juga bersifat sistemik. Artinya kelemahan pada salah satu organ atau elemennya akan membawa dampak pada organ lainnya. Setidaknya antara satu faktor dengan faktor lainnya – yang secara umum dibagi menjadi faktor eksternal dan internal – berkaitan erat sekali. Untuk itu, akan dipaparkan faktor-faktor ekternal terlebih dahulu dan kemudian faktor internalnya. Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umat Islam secara eksternal kita rujuk paparan al-Hassan yang secara khusus menyoroti kasus kekhalifahan Turkey Uthmani, kekuatan Islam yang terus bertahan hingga abad ke 20. Faktor-faktor tersebut adalah sbb:
1. Faktor ekologis dan alami, yaitu kondisi tanah di mana negara-negara Islam berada adalah gersang, atau semi gersang, sehingga penduduknya tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis ini memaksa mereka untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan Tigris. Secara agrikultural kondisi ekologis seperti ini menunjukkan kondisi yang miskin. Kondisi ini juga rentan dari sisi pertahanan dari serangan luar. Faktor alam yang cukup penting adalah Pertama, Negara-negara Islam seperti Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain mengalami berbagai bencana alam. Antara tahun 1066-1072 di Mesir terjadi paceklik (krisis pangan) disebabkan oleh rusaknya pertanian mereka. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syria dan Iraq. Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syria, Mesir merupakan target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak kawasan itu berada di antara Barat dan Timur dan sewaktu-waktu bisa menjadi terget invasi pihak luar.
2. Faktor eksternal. Faktor eksternal yang berperan dalam kajatuhan peradaban Islam adalah Perang Salib, yang terjadi dari 1096 hingga 1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-1300an. “Perang Salibâ€
, menurut Bernard Lewis, “pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.†Sedangkan tentara Mongol menyerang negara-negara Islam di Timur seperti Samarkand, Bukhara dan Khawarizm, dilanjutkan ke Persia (1220-1221). Pada tahun 1258 Mongol berhasil merebut Baghdad dan diikuti dengan serangan ke Syria dan Mesir. Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan Abbasiyah berakhir.
3. Hilangnya Perdagangan Islam Internasional dan munculnya kekuatan Barat. Pada tahun 1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulai petualangannya. Dalam upayanya mencari rute ke India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara Islam. Pada saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timur dan juga melewati negara-negara Islam. Di saat itu kekuatan ummat Islam baik di laut maupun di darat dalam sudah memudar. Akhirnya pos-pos pedagangan itu dengan mudah dikuasai mereka. Pada akhir abad ke 16 Belanda, Inggris dan Perancis telah menjelma menjadi kekuatan baru dalam dunia perdagangan. Selain itu, ternyata hingga abad ke 19 jumlah penduduk bangsa Eropa telah meningkat dan melampaui jumlah penduduk Muslim diseluruh wilayah kekhalifahan Turkey Uthmani. Penduduk Eropa Barat waktu itu berjumlah 190 juta, jika ditambah dengan Eropa timur menjadi 274 juta; sedangkan jumlah penduduk Muslim hanya 17 juta. Kuantitas yang rendah inipun tidak dibarengi oleh kualitas yang tinggi.
Sebagai tambahan, meskipun Barat muncul sebagai kekuatan baru, Muslim bukanlah peradaban yang mati seperti peradaban kuno yang tidak dapat bangkit lagi. Peradaban Islam terus hidup dan bahkan berkembang secara perlahan-lahan dan bahkan dianggap sebagai ancaman Barat. Sesudah kekhalifahan Islam jatuh, negara-negara Barat menjajah negara-negara Islam. Pada tahun 1830 Perancis mendarat di Aljazair, pada tahun 1881 masuk ke Tunisia. Sedangkan Inggris memasuki Mesir pada tahun 1882. Akibat dari jatuhnya kekhalifahan Turki Uthmani sesudah Perang Dunia Pertama, kebanyakan negara-negara Arab berada dibawah penjajahan Inggris dan Perancis, demikian pula kebanyakan negara-negara Islam di Asia dan Afrika. Setelah Perang Dunia Kedua kebanyakan negara-negara Islam merdeka kembali, namun sisa-sisa kekuasaan kolonialisme masih terus bercokol. Kolonialis melihat bahwa kekuatan Islam yang selama itu berhasil mempersatukan berbagai kultur, etnik, ras dan bangsa dapat dilemahkan. Yaitu dengan cara adu domba dan tehnik divide et impera sehingga konflik intern menjadi tak
terhindarkan
dan akibatnya negara-negara Islam terfragmentasi menjadi negeri-negeri kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar